(Gerakan Arya Samay)
Oleh: Ulil Albab
A. Pendahuluan
India adalah tanah air
dari berbagai suku bangsa kebudayaan dan agama. kami telah menggambarkan
gerakan agama ini pada halaman-halam
terdahulu sekarang kita mencapai tahun dimana kita saksikan suatu usaha yang mengherankan
dengan memasukkan segenap kepercayaan agam filsafat dan praktiknya kedalam satu sistem yang kita
namakan Hinduisme.
Agama
Hindu lahirdanberkembangpertamakalinyadilembahsungaisuciSindhu di India.Agama
Hindu adalahsebuah agama yang
berasaldari anakbenua India.Agama
inimerupakanlanjutandari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakankepercayaansbangsa Indo-Iran (Arya). Agama inidiperkirakanmunculantaratahun 3102
SM sampai 1300 SM. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristendan Islam denganj umlah umat sebanyak hampir
1 miliar jiwa.
pertemuan di india dengan
agama kriten menimbulkan aliran-aliran
baru juga . agama Kristen masuk india pada abad ke- 19.
Nah, di sini ini kemudian aliran itu berkembang mulai dari perkembangna
dalam kekuasaan atau pengaruh penyebaran pergerakan yang diteruskan oleh
pengikut-pengikutnya seperti halnya makalah ini , dimana Swami Vivekanada setelah ditinggal gurunya mengumpulkan para
murid muridnya untuk membuat persatuan persaudaraan demi menjaga eksisten dari
gurunya tersebut.
Di Sinilah saya sebagai penulis
akan mencoba sedikit memaparkan atau
memperjelas tentang gerakan Arya Samaj, meliputi latar belakang gerakan Arya
Samay, tokoh, dan ada beberapa
persayaratan untuk mengikuti/ menjadi seorang anggota tersebut dan masih banyak
lagi tentang substansi dari
ajaran-ajaran gerakan tersebut.
B. Arya Samay
Pada waktu itu orang Hindu
dihadapkan dengan bermacam-macam keyakinan baik di dalam maupun diluar India.
selain itu suasana politik politik tidak menguntungkan India. tekanan
pemerintah inggris dirasakan berat sekali. masuknya kebudayaan barat di India,
yang disertai dengan penerapan ilmu pengetahuan modern yaitu dengan adanya kereta
api, telepon, telegraf dan lain sebagaianya mengubah pandangan banyak orang.[1]
Timbullah persoalan, bagai
mana memperbaharui Agama Hindu supaya dapat bersaing dengan agama-agama yang
lain dan bagaimana dapat mengadakan sintese antara yang kuno dan yang baru,
antara timur dan barat, agar supaya orang dapat memberikan jaminan akan
keagungan akal dan roh India untuk menjawab segala tantangan inilah Arya Samaj
didirikan.
Gerakan ini didirikan oleh
Swami dayananda Saraswati (1824-1883) yang berusaha melakukan
penafsirkan kembali ajaran agama Hindu. sloganya adalah “kembali kepada Weda”.
dengan tekanan penting pada usahanya untuk membuktikan bahwa segala hasil
perkembangan ilmu pengetahuan modern pada dasarnya telah terdapat dalam
kitab-kitab Weda.[2]
Sarasvati menginginkan
segenap lapisan masyarakat mempelajari kitab Weda, karena Weda bukan monopoli
orang-orang dwijati saja. ajaran pokoknya adalah untuk
mengembalikan dan memperbaiki agama Hindu untuk memperkuat teknologi modern di india dan menolak dominasi Barat, baik dalam bidang pemikiran, Agama moral,
maupun dalam politik.[3]
Gerakan ini
meyakini bahwa kitab Weda adalah
abadi dan merupakan dasr dari agma Hindu, akan tetapi menafsirkannya
sedemikian rupa sehingga kadang-kadang di anggap tidak beralasan oleh orang-orang Hindu yangberaliran ortodoks (terutama di kalangan Sanatana
Dharmis) . sikapnya ynag tidak mengakui
sistem kasta (dwijati ) tadi diharapkanya akan tetapi
mengembalikan orang-orang Hindu yang telah menganut Islam dapat dikembalikan
kepada agamanya semula. para pengikut Arya Samay ini
dikenal sebagai tokoh-tokoh yang militan dalam garakan Agama Hindu di
India [4].
Gerakan Arya Samaj yang didirikan oleh Dayananda
Saraswati pada tahun, merupakan suatu gerakan gerakan keagamaan yang
bersifat Semesta, terbuka bagi siapa
saja tanpa memperdulikan kasta ataupun
kebangsaanya.bagi gerakan tersebut, kebenaran kebenaran Weda adalah mutlak,
tanpa mengandung kesalahan sama sekali. ia menolak politeisme
dan pemujaan terhadap patung-patung yang ada dalam kuil-kuil yang
didasarkannya pada kitab-kitab purana. dikatanya bahwa perbuatan semacam itu
adalah perbuatan yang tidak bermoral. kalau pada umumnya ada anggapan bahwa
orang-orang India dalam menerima Weda dalam memasukkan ke Dalamnya kitab-kitab
Brahmana dan kitab Upanishat, maka Dayadana Sarawati membatasi keabsahanya
hanya pada Weda Shamhita saja. ia juga menolak upacara-upacara yang dilakukan
oleh para Brahmana, juga menolak kecenderungan
advaita yang terdapat
dalam Upanishad[5]. Ia
berpendapat bahwa kidung-kidung Weda mengajarkan hanya ada satu Tuhan saja ( monoteisme)yang
harus di sembah secara spiritual, bukan dengan alat-alat atau patung-patung. tentang dewa-dewa yang
jumlahnya sangat banyak dikatakan bahwa itu hanya merupakan sebutan saja dari
“Tuhan” yang satu.Ia memang mengakui karma dankelahiran akan tetapi menolak bahwa tersebut di ajarkan
dalam Weda.menurut Dayananda , kitab-kitab Weda adalah sabda Tuhan yang
bersifat Kekal, dan karena itu tidak mengundang persoalan dan kesejarahan dan keinian[6].
Tidak jauh beda dengan gerakan Brahma samaj yang
mempercayai bahwa Weda adalah dianggap penting dalam kehidupan manusia dan gerakan Brahma Samaj juga mengirimkan
empat orang yang di pandang mamapu untuk hal ini dalam ke Benares untuk
mempelajari dan menyalin kitab-kitab Weda dan harus melaporkan hasil-hasilnya.
diantara hasil-hasilnya ialah bahwa gerakan
Brahma Samaj ini menganggap Weda sebagai kebenaran yang sangat dijunjung
tinggi[7]
.
Bisa di katakan bahwa gerakan ini (gerakan arya samaj)
sangat dan amat berpegang teguh kepada Weda,
menurut mereka Weda lah yang merupakan satu-satunya kitab yang paling
benar. lantas apa persoalan atau masalah yang di hadapai oleh gerakan ini,
gerkan ini tidak membatasi golongan atau orang-orang khusus untuk bisa menjadi
anggota gerakan samaj, membuka lebar-lebar pintu untuk bisa masuk golongan
tersebut.
untuk menjadi seorang
anggota Arya Samay, seseorang harus memperhatikan dan memenuhi dari sepuluh ajaran pokok,
diantaranya;
1. Tuhan adalah sebab pertama dari segala ilmu
pengetahuan yang benar dengan segala sesuatu di kenal dengan nama-Nya .
2. Tuhan adalah segala kebenaran, segala
pengetetahuan , segala sikap perbuatan . Tuhan berdiri sendiri , tidak
bergantung pada apapun . Tuhan Maha besar, adil, Mahakasih, tidak
diperkenankan, tidak terbatas, tidak berubah-rubah, tanpa permulaan, tidak
sapat di bandingkan, sumberdari segala kekuatan, meliputi segala sesuatu, tidak
akan musnah, kekal abadi, bebas dari
rasa takut, Mahasuci dan merupakan sebab dari alam semesta. Hamya kepada-Nya
lah sesemabahan diberikan.
3. Weda adalah kitab
pengetahuan yang benar dan orang-orang Arya wajib membacanya, wajin
memdengarkanya dengan baik pada kitab
tersebut dibaca, wajib mengajarkan dan mengembangkannya kepada orang lain.
4. orang harus menerima
kebenaran dan menolak yang tidak benar.
5. segala perbuatan hanya
dilakukan dengan mengharapkan kebaikanya semata dan harus dilakukan setelah
mempertimbangkan baik dan buruknya terlebih dahulu.
6. Tujuan utama dari samay
adalah berbuat baik dan melakukan kebaikan didunia dengan meningkatkan perbakan
jasmani, rohani dan keadaan sosial manusia.
7. segala sesuatu harus
dinyatakan dengan rasa cinta kasih, adil
dan menjunjung tinggi kebaikan.
8. ketidaktahuan harus
dihilangkan dan pengetahuan yang benar harus diresapi.
9. Tidak seorang pun boleh berpendapat bahwa hanya dirinya saja
yang baik. orang harus menghargai kabaikan oarnag lain.
10. Menjunjung tinggi yang bermanfaat bagi keadaan sosial seluruh
masyarakat dan tidak boleh memperturut
diri mencampuri orang lain; akan tetapi dalam masalah pribadinya
seseorang boleh berbuat batas.[8]
Ajaran-ajaran yang sudah
tertera diatas adalah bukti bahwa gerakan ini mempercaya Weda adalah satu
satunya kitab yang paling agung, melihat dari salah satu pejelasan tentang
Ajaran-ajaran gerakan tersebut (gerakan Arya samaj) salah satu dari ajaranya
tersebut sama atau hampir mirip dengan agama Islam yang menyebutkan sifat-sifat
yang menyerupai degan sifat Allah dalam agama Islam.
Nah disitu lah bisa di ambil kesimpulan bahwa
ajara-ajaran tersebut (gerakan Arya samaj) salah satunya ada yang menyerupai
dengan agama Islam, selain itu tetap ajaran-ajaran tersebut beda-beda persepsi
dalam artian beda jalan tapi satu arahnya.
kebaktian yang dilakukan
pada hari Minggu oleh gerakan ini barangkali agak terpengaruh oleh agama
Kristen. Kebaktian yang dilakukan dengan menyanyikan kidung-kidung, doa-doa,
khutbah ibadat korban sebagai mana yang diajarkan Weda. organisasi garakan ini
sangat kuat dan memiliki sikap anti asing
atau anti Kristen yang sangat kuat. Tetapi dalam hubunganya dengan
Islam, gerakan ini mampu hidup bersama-sama untuk jangka waktu yang cukup lama.[9]
C. Kesimpulan
Dilihat dari latar
belakang sendiri dari gerakan ini dapat
kita ambil kesimpulan bahwa gerakan ini ada masalah politik dari barat(masuknya
negara barat ke India) dan tekanan –tekanan yang di hadapi orang Hindu zaman
dahulu mengakibatkan perubahan-perubahan yang tidak diperkirakan. gerakan ini
didirikan oleh “Dayananda Sarasvati” pada tahun 1875.
Dan mengenai
kitab-kitab bahwa gerakan keagamaan ini (gerakan Arya samaj) itu mempercayai
kitab yang sangat benar dan sangat suci itu adalah “Weda” (kitab suci dari
agama Hindu). mereka juga membuat slogan dari kitab tersebut yaitu “kembaki ke
Weda”, di sisi gerakan itu juga tidak mengecam atau membeda-bedakan siapa saja
yang akan masuk dalam golongan ini (gerakan Arya Samaj) apakah Ras, dari
golongan darah biru, orang biasa bahkan dari orang yang kurang beruntung
nasibnya dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka
Mukti, Ali. Agama-Agama Dunia, Yogyakarta : IAIN sunan
Kali Jaga Press,1988
http://pustaka-juned.blogspot.com/2011/04/bab-i-agama-hindu_07.html di
akses pada tanggal 16 september 2012
http://aaiil.org/indonesia/indonesianbooksislamahmadiyya/misc/agamabesardunia/agamabesarduniagreatreligionsworld di akses pada tanggal 16
september 2012
Salby, Ahmad, Agama-Agama Besar India (Hindu-jaina- Budha), Bumi Aksara
Jakarta 1998
http://www.padmabhuana.com/Evolusi-Agama-Hindu-di-India-dan-Budayanya.htm di akses pada tanggal 15 sepetember 2012
http://moegrafis.blogspot.com/2011/05/agama-hindu.html di akses pada tanggal 17
september 2012
[2]Ali, Mukti. Agama-Agama Dunia, Yogyakarta
: IAIN sunan Kali Jaga Press,1988. h. 89-90
[3]http://aaiil.org/indonesia/indonesianbooksislamahmadiyya/misc/agamabesardunia/agamabesarduniagreatreligionsworld
[4]Ibid H. 88
[5]Ahmad salby, Agama-Agama Besar India
(Hindu-jaina- Budha), Bumi Aksara Jakarta 1998 : H, 67
[7]mukti Ali, Agama-Agama Dunia; H 87
[8]Mukti Ali, Agama-Agama Dunia : H 90-91
Tidak ada komentar:
Posting Komentar